Jumat, 04 November 2011

SISWA BERIUR PULUHAN RIBU RUPIAH UNTUK BELAJAR PRAKTEK QURBAN


MENGAPA  SEKOLAH  MENARIK  BEBERAPA  PULUH  RIBU  RUPIAH TERHADAP SISWA SEBAGAI PEMBELAJARAN PRAKTEK QURBAN


Bismillaahirrohmaanirrokhiim
Assalamu’alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh

PENDAHULUAN
Dalam rangka mensyiarkan hari raya Idul-Adha sebagian sekolah menarik iuran puluhan ribu rupiah kepada siswanya dengan dalih sebagai  pembelajaran praktek qurban.
Ada tiga masalah yang perlu di bahas dalam pembelajaran praktek qurban : 1)Pembelajaran secara teori (verbalis)  2)Pembelajaran praktek (praktis) dan  3)Pelaksanaan rukun islam (ibadah)
Contoh; Ketika anak TK dipekenalkan Sholat, satu anak TK protes ” Bu, si fulan sholate madep melono Bu”. Kemudian gurunya membetulkan arah siFulan ke arah qiblat.
Siswa SMP sedang praktek sholat di mushola sekolah, oleh karena penuh sesak beberapa siswa mempraktekkannya dengan menghadap ke utara, Gurunya langsung memarahinya ” Hei, jangan menghadap ke sana, hadap qiblat yang benar”. Siswa menjawab ”lo kan ini cuman praktek pak”. Guru menjawab ” saya kawatir ini menjadi kebiasaanmu, walau praktek harus dilaksanakan sesuai rukunnya”
MASALAH : Mengapa sekolah menarik uang siswa untuk belajar praktek qurban?
Tulisan ini membahas pembelajaran rukun islam di sekolah berikut ;
A.  SYAHADAT
1        Pembelajaran secara teori (verbalis)
Siswa memahami bagaimana mengucapkan huruf-huruf (mahraj), panjang pendek (tajwid) dan mengartikan kalimat syahadat
        2. Pembelajaran praktek (praktis)
Siswa menghafalkan  kalimat syahadat sesuai mahraj, tajwid (tartil) dan memahami artinya (yaqin)
         3. Pelaksanaan rukun islam (ibadah)
Siswa mengucapkan kalimat syahadat ketika sholat, berdo’a, berzikir, tahlil atau akan akad nikah, dll
         4.  Keterangan
a.       Guru dapat melaksanakan pembelajaran Syahadat melalui teori (verbal), praktek (praktis) atau ibadah
b.      Memperoleh pahala karena: belajar baca Al-Qur’an, belajar agama dan mendapat hidayah menjadi muslim
c.       Amalan membaca Syahadat dalam beribadah (berzikir, masuk islam, akad nikah) harus sudah memahami teori dan praktek seperti di atas           
B.  SHOLAT
1.      Pembelajaran teori (verbalis)
a.       Siswa menyebutkan syarat, rukun, hukum, dalam berwudhu dan sholat
b.      Siswa menghafalkan bacaan beserta arti bacaan sholat serta memperhatikan gerakan (tatacara) wudhu/sholat
2.      Pembelajaran praktek (praktis)
a.       Siswa mengambil air wudlu dengan NIAT belajar praktek ambil wudhu. Jika sudah bisa dipersilahkan mengambil air wudhu sesungguhnya
b.       Siswa mempraktekkan satu rukun atau semua rukun sholat penuh dengan diselipkan ber-NIAT praktek sholat dan bacaannya harus dikeraskan terdengar jelas telinga guru (karena BUKAN SHOLAT yg sesungguhnya sehingga tdk tergolong org  bermain-main dalam sholat), jika sudah bisa dipersilahkan melaksanakan sholat sesungguhnya sesuai waktu sholat
3.      Pelaksanaan rukun islam ( ibadah )
Siswa melaksanakan ibadah sholat sesuai waktu yang telah ditentukan dimanapun mereka berada
4.      Keterangan
a.       Pembelajaran teori (verbalis) dalam sholat diharapkan siswa hafal bacaan, arti dan tatacara wudhu / sholat
b.       Pembelajaran prektek (praktis) sholat, siswa diharapkan mampu melaksanakan  wudhu dan sholat sesuai syarat, rukun, hukum dengan bimbingan guru
c.       Melaksanakan ibadah Wudhu / Sholat harus sudah memahami teori yang pernah dipraktekkan
C.  PUASA
1        Pembelajaran teori (verbalis)
Sioswa menjelaskan pengertian, syarat, rukun,  dan hukum  puasa 
2        Pembelajaran praktek ( praktis )
a.       Puasa, jarang dibelajarpraktekkan di sekolah
b.       Orang tua mendidik anak ( BELAJAR PRAKTEK) untuk ikut Sahur, berbuka, sholat tarowich, ’Idul-fitri  bagi yang belum aqil baligh
3        Pelaksanaan rukun islam ( ibadah )
a.       Siswa melaksanakan ibadah puasa,  tarowich, tadarus, sholat ’Idul-Fitri, Halal bi halal adalah bukan pembelajaran praktis
4        Keterangan
a.       Pembelajaran Puasa tidak dapat dibelajarpraktekkan kecuali bagi anak yang belum aqil balig dan peran orang tua sangat dominan
b.      Puasa hanya dapat dilaksanakan pembelajarannya melalui teori (verbalis) melalui kajian tentang syarat, rukun dan hukumnya
c.       Khusus untuk tadarus, siswa dapat belajar praktek membaca Al-ur’an sekaligus beribadah tadarus dengan bimbingan guru karena syarat rukunnya memperbolehkan yaitu membacanya dengan tartil (tholabul ilmi)
D.  ZAKAT
1        Pembelajaran secara teori (verbalis)
Siswa menyebutkan syarat, rukun, macam, hukum dan perhitungan zakat
2        Pembelajaran praktek (praktis)
Siswa mengumpulkan zakat fitrah / sumbangan lain milik teman-temannya sebagai upaya belajar berorganisasi, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan masyarakat
3        Pelaksanaan rukun islam (ibadah)
Siswa beribadah dengan cara mengeluarkan zakat fitrah, sumbangan atau  mengelolanya  sebagai amil zakat
4        Keterangan
a.    Zakat dapat dibelajarkan secara teori (verbalis) berupa pengkajian tentang macam, syarat, rukun, perhitungan dan hukum zakat  
b.    Mengeluarkan zakat fitrah / sumbangan di sekolah, bukan pembelajaran praktek namun melaksanakan ibadah sesungguhnya.
c.    Penggalangan dana untuk PMI, Bencana, Amalan Jum’at, Dana bencana / Sosial  dll adalah semata mengajak siswa beribadah SHODAQOH
E.   HAJI
1        Pembelajaran teori (verbalis)
Siswa menyebutkan syarat, rukun, hukum, macam, rangkain kegiatan haji dan melafalkan talbiyah
2.    Pembelajaran praktek (praktis)
Agar hari besar  ’Idul-Adha dapat lebih syiar dan sesuai syarat rukun dalam hukum islam maka siswa dapat melaksanakan pembelajaran berupa :
a.      Kegiatan Haji
1)      Mengenakan pakaian ihrom
2)      Belajar niat ihrom
3)      Berjalan menuju ke Arofah
4)      Berjalan ke dan bermalam di Muzdalifah sambil ambil batu
5)      Menuju ke Mina balang jamarat aqobah
6)      Melanjutkan balang jamarat (Ula, Wustho dan Aqobah ) sambil bermalam di Mina
7)      Thowaf Ifadhoh, Sa’i ,  Tahallul Tsani dan Potong rambut
Tujuh kegiatan di atas dapat di BELAJARPRATEKKAN kepada siswa dalam 3 atau 4 jam sebagaimana yang sering di lakukan oleh anak TK dan Manasik haji
b.      Kegiatan Sholat ’Idul Adha
Sholat ’idul-adha diintegrasikan kedalam pembelajaran praktek sholat
          c.    Kegiatan Qurban
Qurban  hanya dapat dilaksanakan melalui pembelajaran secara teori dan tidak dapat dibelajarpraktekkan melalui iuran yang tidak sesuai syarat rukunnya. Guru tidak boleh membelajarkan sesuatu (rukun islam) yang tidak sesuai aturan syarat rukunnya
3.    Pelaksanaan ibadah rukun islam (ibadah)
a. Kegiatan Haji
·         Siswa tidak dapat melaksaanakan ibadah haji karena syarat, rukun, dan hukumnya tidak terpenuhi  
b.      Kegiatan Sholat ’Idul-Adha
·         Siswa melaksanakan sholat ’Idul-Adha di sekolah sebagai amalan ibadah
c.      Kegiatan Qurban
1)      Menghimpun guru / wali murid yang hendak qurban untuk dapat menyembelihnya di  sekolah
2)      Siswa memperhatikan dan menyaksikan penyembelihan hewan qurban karena  hakikat  qurban adalah Tetesan darah hewan qurban di saat hari ’Idul-Adha dan 3 hari nahar itulah  yang disebut Qurban
3)      Bacaan nama pemilik hewan qurban dan do’anya harus dikeraskan bacaannya agar siswa mendengar
d.      Sebagian sekolah menarik iuran puluhan ribu rupiah kepada siswa dengan dalih  untuk belajar Qurban.
Hal demikian timbul beberapa masalah yang harus diperhatikan:
1)      Apakah sesuai dengan Syarat pelaksanaan qurban
2)      Menggunakan dasar hukum apa
3)      Bukankah qurban adalah sunnah bukan wajib
4)      Bukankah qurban hanya bagi orang yang mampu hartanya
5)      Ihlaskah siswa mengeluarkan puluhan ribu rupiah untuk qurban
6)      Bagaimana jika sistem penarikannya tidak menggunakan semi paksaan terhadap siswa
7)      Kalau penyembelihan diatasnamakan Guru, Bagaimana mungkin Guru minta uang siswa untuk qurban dirinya sendiri.
8)      Kalau dikatakan belajar qurban, siapa yang bisa menjamin kelak mereka akan qurban karena ada ibadah lain yang lebih mengena lagi bermanfaat besar
9)      Mengapa sekolah tidak menghimbau puluhan ribu rupiah untuk dana sosial (sodaqoh) misalnya untuk bencana atau kecelakaan bagi teman yatim piatu yang fakir miskin sehingga hanya beberapa rupiah saja mereka beriur (sodaqoh)
10)   Sodaqoh ini (selain belajar qurban) memiliki dasar hukum kuat sehingga mampu meringankan beban mereka (jika dibandingkan  puluhan ribu rupiah hanya untuk pembagian daging yang pasti masih mengeluarkan beaya untuk memasaknya )
11)   Kalau dikatakan shodaqoh melalui pembagian daging alias bukan qurban. Mengapa bertepatan hari qurban dan dengan cara2 qurban pula sehingga semua siswa merasa beriur hanya untuk belajar qurban bukan lainnya
12)   Lebih bermanfaat manakah antara pembagian daging dengan shodaqoh terhadap bencana atau faqir miskin yang lebih memerlukan beaya yang jelas dasar hukumnya
13)   Bagaimana jika uang puluhan ribu rupiah diperuntukkan untuk membantu pembelajaran siswa di sekolah  sehingga mereka lebih berkompetensi
14)   Begitu sederhanakah pembelajaran qurban melalui praktek semacam ini, bukankah ini merupakan pembodohan terhadap hukum dan siswa, karena pembelajaran praktek terhadap rukun islam lainnya memang sesuai dengan syarat, rukun dan hukum islam
4.    Keterangan
a.    Pembelajaran teori (verbalis) Haji, dapat dibelajarkan berupa pemahaman terhadap syarat, rukun. wajib, sunnah, beserta kegiatan pelaksanaan haji
b.    Pembelajaran praktek (praktis) Haji, dapat dibelajarpraktekkan berupa pelaksanaan rangkaian ibadah haji misalnya oleh manasik haji atau murid TK
c.    Sedangkan kegiatan menarik siswa beriur untuk qurban dapat menimbulkan minimal 14 permasalahan seperti di atas yang tidak mungkin dapat terselesaikan karena ada yang lebih bermanfaat bagi siswa dan sungguh sesuai dasar hukumnya
d.    Tidak ada satu siswa pun yang berperasa bahwa iurannya untuk shodaqoh namun yang mereka tau hanyalah beriur untuk belajar qurban karena telah menjadi tradisi
e.    Jelaslah bahwa ”iuran puluhan ribu rupiah untuk belajar qurban” adalah pembodohan terhadap hukum islam sekaligus pembodohan dalam pembelajaran atau mungkin menjadi terlalu mengada-ada terhadap sisi pelaksanaan ibadah qurban dan hukumnya ( mungkin bid’ah dholalah) wallahu a’lam bis-sowab
          SIMPULAN
o       SYAHADAT dapat dibelajarpraktekkan
o       SHOLAT dapat dibelkajarpraktekkan
o       PUASA tidak dapat dibelajarpraktekkan
kecuali anak belum aqil baligh dan memang sesuai kaidah hukum islam selama anak tersebut mampu
o       ZAKAT tidak dapat dibelajarpraktekkan
o       HAJI dapat dibelajarpraktekkan
o       QURBAN digolongkan kedalam ZAKAT
HARAPAN AKHIR
Andaikan sekolah menghimbau agar siswa beriur untuk shodaqoh melalui penyembelihan hewan dan pembagian daging, mungkin ini lebih bijak. Tetapi; 1)mengapa dihari raya qurban, 2)mengapa memilih daging sebagai harta persedekahan, 3)mengapa tidak diwujudkan berupa sodaqoh bentuk lainnya yang jelas semua orang memiliki moral untuk bersedekah dan lebih bermanfaat harta yang disedekahkan daripada sekedar daging yang masih perlu uang untuk memasaknya 4)tidak semua orang memiliki moral harus berqurban kecuali yang mampu.
Dengan memohon ridho Allah SWT, semoga bermanfaat bagi kaum muslimin.
Tulisan ini bersumber dari pengajian malam kamis dan jum’at fajar masjid menara Kudus oleh Beliau; K.H.Sya’roni Ahmadi Al-Khafid dari Kudus.
Adapun kesalahan dan kekurangan tulisan ini adalah kelemahan si penulis sendiri, mohon koreksi demi kesempurnaan, misalnya tidak tercantumnya dasar hukum sebagai referensinya.
Demikian mohon maaf dan  terimakasih 
                                                                                    Penulis, 01/11/2011
                                                                                    Turaichan
                                                                                    Kudus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

apakah anda menyukai ini

Cari Blog Ini

Pengikut

thank for your attention

maturnuwun sanget